Bentang Pustaka · buku · Dy Lunaly · Teen Fiction

[Review] Table For Two – Dy Lunaly | Blue Hood.

Judul buku: Table For Two

Penulis: Dy Lunaly

Penerbit: Bentang Pustaka

Jumlah Halaman: iv + 260 Halaman

ISBN: 978-602-1382-63-6

Pertama, sedikit cerita tentang Novel Table For Two. Cerita ini adalah cerita series sport dari Bentang, proyek ini bercerita tentang remaja yang bertema sport tapi bukan yang umum di ceritakan novel lain, yang masih minor dikalangan para penulis dan pembaca. Dan kak Dy memilih profesi petinju. Selain Novel Table For Two ada juga Happiness is You dari Clara Cancerina dan Another Half of Me dari El Puspita, itu sih yang aku tau. Dan setelah aku cari tau, ada 2 lagi yaitu Let’s Break Up dan My Favourite Distraction.

Dan cerita ini, cerita teen fiction! 

Sinopsis

Dia memang teman masa kecilku. Tapi, dia sudah bukan lagi bocah kurus yang ada dalam ingatanku, melainkan seorang pria. Seorang pria yang, sungguh tidak ingin aku akui, sangat menarik.

Asha benci tinju sebesar dia membenci Arga. Pria yang pernah disebutnya sebagai sahabat. Tragedi yang merenggut nyawa Papa membuat hubungan Asha dan Arga merenggang. Bertemu lagi dengan Arga nggak pernah terpikirkan olehnya. Tapi, itu yang terjadi. Permintaan Mama memaksanya untuk bertemu dengan Arga sekaligus menjadi pengawas diet petinju super-menyebalkan itu.

Menjadi pengawas diet Arga berarti pertengkaran tanpa henti. Rencana diet yang berantakan dan berkurangnya waktu untuk dinikmati bersama Kak Rama, dietisien di klini Mama. Namun, Asha nggak punya pilihan. Ia harus professional dan berusaha berdamai dengan trauma masa lalunya.

Tapi … bisakah? 

Review

Ternyata kenangan bahagia, tidak peduli selama apa tersimpan, selalu menghadirkan getar kerinduan ketika mengingatnya. – Hal. 7

Pertemuan kembali antara Arga dan Asha setelah 7 tahun berpisah membuat semuanya berubah. Arga bukan lagi Arga-ku dan setelah tau kalau Arga adalah seorang petinju, profesi yang sangat dibenci oleh Asha dan saat ini melakukan diet ketat, yang membuat Asha menjadi geram.

Sama seperti tinju, sekarang aku membenci dia. Membenci keduanya. – Hal. 50

Sampai akhirnya Asha, atas perintah sang Mama menjadi seorang pengawas diet bagi Arga, pertama Asha menolak namun, suatu ingatan menari dipikirannya. Tentang kematian sang Papa.

“Karena, mama yakin kamu akan melakukan apapun agar kejadian yang dulu itu nggak terjadi lagi sama siapapun cukup papa, Cha.” – Hal. 52

Akhirnya Asha menjadi pengawas diet Arga, Arga yang nyebelin dan keras kepala banget, kalau kata Asha sih dia setan yang tidak berperasaan. Dan memang benar.
Arga gak suka diatur, menurutnya semua yang ia jalani itu benar, dan rasanya aku pengen banget mutilasi Arga! Cowo kok kasar sama cewe? Situ macho mas? Mantan cowo maksudnya.

Dan pas bab-bab awal aku masih belum bisa menebak hubungan antara Asha-Kak Rama! Seriously, mereka itu yaa gitu tapi Asha gak menegaskan ‘Kak Rama’ itu siapa yang pas Arga nanya, pokoknya aku nggak ngira mereka itu punya hubungan itu, dan pas bab akhir aja baru ketahuan, hehe.

Kak Rama, he is my hero. Tapi, tentu saja dia tidak bisa mengalahkan Papa. – Hal. 10

Tapi yang pas di bab-bab akhir, aku merasa sikap Arga yang nyebelin itu karena ia ingin membentengi dirinya sendiri, Arga itu sosok yang amat sangat tegar, diluar boleh sangar tapi kalau udah sama Om Bima sih manjanya yang keluar, hehe:)

Arga bukan membenci Asha! Dia bersikap kasar, keras dan nggak peduli sama Asha itu gara-gara sesuatu yang membuat Arga harus bersikap seperti itu. Tapi menurut aku, sikap seperti itu malah membuat Asha menjauh, bukan mendekat. Semua yang dilakukan Arga itu bener-bener gak baik buat hubungan persahabatan mereka.

Sekarang aku tau apa yang Arga ucapin pake bahasa jerman! Yeayy! Semua sudah terjawabkan, aku hanya tau kalimat pertama aja, itu kalimat biasa dan aku ngerti dikiiiiit bahasa jerman, jadi gak perlu translate lah wkwk😂 tapi beberapa halaman kemudian Arga ucapin pake bahasa indo sih.

Dan sekarang aku tau apa hubungan antara Asha-Arga dan Kak Rama! Honestly, ini bener-bener melenceng banget dari imajinasi yang aku buat saat ngikutin reviewnya di kak Vie, Aku kira Asha sama ahhh! Intinya aku kira dia sama yang satu itu tuuuu hahaha😂

Overall, cerita ini menarik banget, alurnya pas, dan yang pasti realistis men! Ribut-ributnya Asha-Arga itu BAAM banget, dan interaksi Asha-Rama juga BOOM banget. Buku ini Reccomended banget buat yang mau baca bacaan antimainstream.

Dokumen pribadi.

“Sebesar apa pun kita menyesalinya, kita nggak akan pernah bisa mengubah masa lalu.”

Kita emang nggak bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa menjadi lebih baik di masa depan, belajarlah dari sebuah masa lalu, karena masa lalu adalah pelajaran yang paling berharga bagi hidup kita.

The Character



Asha Chandraningtyas Gunawan (Asha)



Seorang mahasiswi akhir jurusan ilmu gizi, yang masih mengurusi skrip-shit miliknya. Bekerja part time di Tiny Tots, klinik milik Mamanya, namun ia memutuskan berhenti karena skipsinya sempat gagal pada semester lalu.
Karakter Asha disini bisa dibilang ia belum move on dari masa lalunya, masih berkubang dalam hitamnya masa lalu saat kematian sang Papa, membenci tinju yang mempunyai andil besar dalam masa lalunya. 

Orangnya nggak pernah menyerah dalam apapun, seperti saat ia harus berurusan dengan Arga yang tingkat nyebelinnya tingkat dewa! Kalau aku jadi Asha sih aku pasti udah nyerah, langsung lambaikan tangan ke kamera.

Satya Arganta Yudha (Arga)



Seorang petinju Indonesia yang nyebelinnya pake banget, sedang melakukan diet ketat supaya masuk bantam kelas berat, sahabat kecil seorang Asha yang ternyata memiliki kisah masa lalu yang juga kelam.

Arga itu selalu tepati janji! Aku nggak nyangka janji-janji yang aku pikir nggak mungkin aku inget lagi di masa sekarang, sedangkan Arga selalu ingat akan janjinya. Menurutnya janji itu adalah sebuah hutang yang harus dibayar. Itu baru laki-laki!

Karakter Arga disini itu Nyebelin, keras kepala banget, tidak mudah menyerah dan baik banget! Semakin kesini, kita akan melihat karakter asli Arga walaupun tetap keras kepala.

Mahendra Ramadhan (Rama)



Rama, seorang dietisien di klinik Tiny Tots, orangnya supel, baik dan yang pasti pengertian banget! Pokoknya Rama itu sosok Pacar-able semua kaum perempuan wkwk, memang sih dia nggak sempurna banget, dia mudah putus asa orangnya tapi semua orang pasti punya kekurangan kan disetiap kesempurnaannya? Dan Rama, yang sempurna itu pasti memilki kekurangan.
Rama juga bisa berperan sebagai Kakak atau Papa bagi Asha, sesuatu yang tidak dimiliki oleh Asha saat ini.

The Book



Intinya, novel ini paket komplit banget yang pasti antimainstream! Tokoh utamanya seorang petinju dan juga dietisien, profesi yang sangat jarang dibuat oleh seorang penulis di Indonesia. Sekarangkan lagi menjamur teenfiction yang itu-itu aja, dan bagi kamu yang pengen cerita yang unik, dan menarik banget buat dibaca, kalian bisa baca Table For Two.

“Yang aku tahu, cinta itu bukan masalah siapa yang datang duluan. Aku cinta sama dia bukan karena dia yang duluan datang, aku cinta dia karena hati aku memilih dia.” – Hal. 242

Quotes

2 thoughts on “[Review] Table For Two – Dy Lunaly | Blue Hood.

Leave a comment